Jakarta, metronew7.com - Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmen nyata dalam memperkuat infrastruktur pesantren di seluruh Indonesia.
Program lintas kementerian yang melibatkan Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU) ini menjadi langkah konkret negara dalam menjamin keselamatan para santri dan tenaga pendidik di lingkungan pesantren.
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar menegaskan, kolaborasi ini merupakan bentuk tanggung jawab negara untuk hadir langsung melindungi generasi penerus bangsa yang menempuh pendidikan di lembaga pesantren.
Ia menyebut, kerja sama antarkementerian itu bukan sekadar proyek fisik, melainkan wujud nyata dari komitmen pemerintah terhadap keselamatan dan kesejahteraan masyarakat pesantren.
“Saya sangat bangga dan bersyukur, penandatanganan kesepahaman ini adalah bagian dari upaya kita menjamin keselamatan setiap warga, menjamin keselamatan para anak didik, para santri generasi penerus bangsa,” ujar Muhaimin seusai acara penandatanganan nota kesepahaman antar-kementerian tersebut.
Muhaimin menjelaskan bahwa Presiden Prabowo telah memberikan arahan langsung agar pemerintah hadir secara konkret menangani dan memperbaiki fasilitas pendidikan keagamaan, khususnya pesantren.
Langkah ini diambil setelah pemerintah menerima sejumlah laporan terkait kondisi infrastruktur pesantren yang masih perlu perhatian serius.
“Setelah kami melaporkan dan Presiden memberikan arahan, beliau memerintahkan agar pemerintah hadir menangani, mengatasi, dan membuat perencanaan agar peristiwa tragis tidak terulang kembali,” katanya.
Pemerintah pun telah menetapkan kriteria bagi pesantren yang akan menjadi prioritas penerima bantuan. Fokus awal diarahkan kepada pesantren yang memiliki jumlah santri besar serta berada dalam kondisi ekonomi terbatas.
“Untuk prioritas pertama, jumlah siswanya di atas 1.000 orang, dan yang memang betul-betul tidak mampu untuk meneruskan bangunan itu,” jelas Muhaimin.
Sementara itu, Menteri Agama, Nasaruddin Umar menilai bahwa penguatan infrastruktur pesantren tidak semata tentang pembangunan fisik, melainkan juga bentuk perlindungan negara terhadap anak-anak yang sedang menuntut ilmu di lembaga keagamaan.
Ia menegaskan, program ini merupakan langkah strategis untuk memastikan keamanan dan kelayakan bangunan di lingkungan pesantren.
“Kasus yang menimpa pondok pesantren di Jawa Timur kemarin menjadi pengingat bagi kita semua. Yang penting jangan sampai kasus seperti itu terulang kembali. Kita ingin memastikan keamanan dan kelayakan bangunan di pesantren seluruh Indonesia,” ujar Nasaruddin Umar.
Menag juga menyampaikan apresiasi kepada Presiden Prabowo atas perhatian dan kecepatan dalam merespons isu keselamatan pesantren.
“Saya mewakili komunitas pesantren berterima kasih kepada Presiden Prabowo yang begitu cepat memberikan arahan kepada semuanya dan menambah sedikit anggaran. Ini bukti perhatian negara terhadap pendidikan pesantren,” katanya.
Dukungan teknis pun datang dari Kementerian Pekerjaan Umum. Menteri PU Doddy Hanggodo menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan pemetaan dan uji sampling terhadap kondisi fisik bangunan pesantren di berbagai daerah.
Langkah ini diambil untuk memastikan seluruh fasilitas memenuhi standar keamanan dan kelayakan konstruksi.
“Kami akan membantu memastikan agar bangunan pesantren layak dan aman. Fokus awalnya pada sampling kualitas bangunan di 80 pesantren yang akan kami laporkan kepada Menteri Agama untuk tindak lanjut,” jelas Doddy Hanggodo.
Muhaimin menambahkan, langkah kolaboratif ini menjadi bukti bahwa pemerintah tidak sekadar berbicara tentang pemerataan pembangunan, tetapi juga memastikan keadilan sosial bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk kalangan santri.
“Yang paling pokok adalah rasa aman dan nyaman bagi proses belajar anak-anak kita. Itu makna keadilan negara,” tandasnya.
Melalui program ini, pemerintah berkomitmen menjadikan pesantren sebagai bagian integral dari pembangunan nasional.
Penguatan infrastruktur pesantren tidak hanya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan layak, tetapi juga menjadi investasi sosial jangka panjang dalam mewujudkan generasi berkarakter, beriman, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045. Rill/Red
Komentar0