Jakarta, metronews7.com - Keputusan pemerintah memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Mantan Presiden Soeharto menuai apresiasi dari berbagai kalangan. Langkah yang diumumkan pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025 ini dinilai sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Soeharto dalam pembangunan bangsa dan mempertahankan kedaulatan negara.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menjelaskan, keputusan tersebut merupakan hasil pertimbangan panjang yang melibatkan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan Nasional (TP2GP).
“Pemerintah memberikan gelar pahlawan kepada Mantan Presiden Soeharto untuk menghormati tokoh pendahulu yang berjasa besar bagi republik ini,” ujar Prasetyo dalam keterangannya di Jakarta.
Apresiasi juga datang dari kalangan parlemen. Anggota DPR RI Fraksi NasDem Rachmat Gobel menilai, pemberian gelar itu layak mengingat kontribusi besar Soeharto terhadap kemajuan bangsa.
“Setiap orang pasti punya kelemahan dan kekurangan, namun kontribusi Pak Harto sangat besar bagi bangsa dan negara ini,” kata Gobel seperti dilansir situs resmi Fraksi NasDem DPR RI.
Dukungan serupa datang dari kalangan tokoh agama dan organisasi masyarakat. Tokoh muda Nahdliyin Jawa Timur KH Achmad Syamsul Askandar atau Gus Aan menyebut, pengakuan atas jasa Soeharto merupakan langkah berimbang dalam melihat sejarah.
“Sebagai manusia biasa tentu beliau tidak luput dari salah dan khilaf. Bahkan Presiden Gus Dur pernah mengatakan bahwa Soeharto memiliki jasa sangat besar bagi bangsa ini, walaupun dosanya juga besar,” ujarnya.
Dari Nusa Tenggara Barat, cucu Pahlawan Nasional TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, Dr. TGKH. Muhammad Zainuddin Atsani, turut menyambut baik keputusan pemerintah.
Ia menilai Soeharto layak mendapat gelar pahlawan karena perannya dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta yang memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia masih eksis sebagai negara merdeka.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin juga mendukung keputusan tersebut. Ia mengatakan bahwa Presiden Soeharto merupakan sosok pemimpin yang mempunyai komitmen tinggi untuk membangun bangsa dan negara.
"Karena selama 30 tahun dari kepemimpinan beliau sebagai presiden, saya tahu pasti beliau adalah seorang pemimpin yang mempunyai komitmen untuk membangun bangsa dan negara," tuturnya.
Lebih lanjut, Din Syamsuddin mengatakan bahwa karena komitmen tersebutlah Presiden ke-2 RI tersebut disebut sebagai bapak pembangunan bangsa.
Direktur Eksekutif ToBe Institute Mochamad Imamudinussalam menambahkan, penetapan ini sudah melalui prosedur resmi.
“Soeharto hadir melalui program seperti swasembada pangan, pembangunan infrastruktur desa, dan kebijakan ekonomi pro-rakyat. Sejarah membuktikan beliau berjasa besar dalam menjaga kedaulatan dan membangun bangsa,” tegasnya.
Ia juga menepis anggapan bahwa pemberian gelar pahlawan merupakan bentuk pemutihan sejarah atau legitimasi politik.
Menurutnya, penghargaan kenegaraan tidak berarti menghapus kritik, melainkan mengakui kontribusi luar biasa seseorang terhadap bangsa dan negara.
“Gelar pahlawan merupakan pengakuan atas jasa besar yang telah memberi arah bagi perjalanan Indonesia. Kalau standar penilaian kita adalah kesempurnaan moral, maka tak seorang pun akan layak disebut pahlawan,” pungkas Imam. Rill/red
.jpeg)
Komentar0